Rabu, 26 Juni 2013

Peranan Sekolah Dalam Perubahan Sosial



Daftar Isi
Cover………………………………………………………………........     
Kata Pengantar………………………………………………………….     
Daftar Isi………………………………………………………………..      
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang…………………………………………………..          
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….          
1.3. Tujuan……………………………………………………………         
Bab II Pembahasan
2.1. Pendidikan Sebagai Pusat Perubahan.…......……………………….     
2.2. Pendidikan dan Perubahan Sosial.....…………………………….     
2.3. Demokratisasi………………………………….................................
2.4. Kemajuan Iptek..................................................................................
2.5. Globalisasi...........................................................................................
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………...  
3.2. Saran dan Kritik………………………………………………………  
Daftar Pustaka





BAB 1
PENDAHULUAN


1.1. Latar belakang
Apabila seseorang mempelajari perubahan masyarakat dalam dunia pendidikan, perlu pula diketahui ke arah mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Yang jelas, perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang sama sekali baru, namun mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
Usaha-usaha masyarakat dalam dunia pendidikan bergerak ke arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata, pendidikan, dan industrialisasi yang disertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian masyarakat dunia pendidikan , merupakan contoh dan ke dua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam masyarakat dunia pendidikan kita, guna memperoleh gambaran jelas mengenai arah perubahan dunia pendidikan .[1]


1.2.    Rumusan masalah
1.      Bagaimana gelombang kekuatan perubahan dunia pada pendidikan?
1.3.        Tujuan
1.      Untuk mengetahui gelombang kekuatan perubahan dunia pada pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Pendidikan Sebagai Pusat Perubahan

Pendidikan disepakati oleh banyak ahli memiliki peran yang besar dalam penyediaan sumberdaya manusia yang berkualitas dan daya saing yang tinggi. Lamanya mengenyam pendidikan dinilai memiliki banyak pengaruh terhadap pembentukan daya saing seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi peluang seseorang untuk meningkatkan kualitas daya saing mereka, dan  semakin rendah tingkat pendidikan akan semakin sulit menumbuhkan kemampuan dan daya saing seseorang.[2]
Meluasnya lapangan kerja di sektor industri dan bisnis, merupakan faktor yang mendorong tumbuh berkembangnya pendidikan, karena kedua sektor tersebut mensyaratkan penyediaan tenaga kerja atau sumberdaya manusia yang terlatih, terdidik dan professional. Terdorong oleh kebutuhan akan kebutuhan kualifikasi pendidikan seperti itu, maka dalam kasus di Amerika Serikat, para pengusaha dan industri menguasai pengelolaan pendidikan di negeri yang pernah menggempur Iraq itu. Akibatnya pendidikan di Amerika Serikat kemudian lebih diartikan sebagai tempat mencetak tenaga kerja yang berdaya saing daripada sebagai pusat perubahan peradaban.[3]

2.2.   Pendidikan dan Perubahan Sosial

Pertama, perubahan sosial ditinjau dan pendidikan tradisional, kita lihat pedagogik tradisional memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu dari struktur sosial dan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Lembaga pendidikan, seperti sekolah perlu disiapkan agar lembaga tersebut berfungsi sesuai dengan perubahan sosial yang terjadi. Apabila lembaga sekolah tidak dapat mengikuti perubahan sosial maka dia kehilangan fungsinya dan kemungkinan besar dia ditinggalkan masyarakat.
Sebagai lembaga sosial, proses belajar di sekolab disesuaikan dengan fungsi dan peranan lembaga pendidikan. Fungsi sekolah ialah mentransmisikan nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat dan kebudayaan pada saat itu. Di dalam pedagogik tradisional, tempat individu adalah sebagai objek perubahan sosial. Individu tersebut mempelajari peranan yang baru di dalam kehidupan sosial yang berubah. Sekolah adalah tempat yang memperoleh legitimasinya dan kehidupan masyarakat atau pemerintah yang mempunyainya. Dalam pendekatan perencanaan pendidikan, kita mengenal empat pendekatan: (1) social demand approach (pendekatan kebutuhan sosial); (2) manpower approach (pendekatan ketenagakerjaan); (3) cost and benefit (pendekatan untung-rugi); (4) cost effectiveness (efektivitas). Keempat pendekatan ini mencoba memberikan alternatif pendekatan perencanaan pendidikan agar sesuai dengan perubahan sosial di lingkungan sekitarnya. Misalnya di suatu daerah lebih banyak dibutuhkan tenaga kerja dalam bidang teknik, maka dapat mendirikan sekolah dengan pendekatan perencanaan man power Approach, seperti: STM, SMK.[4]
Kedua, perubahan sosial ditinjau dan pedagogik modern (pedagogik transformatif). Titik tolak dan pedagogik transformatif ialah “individu yang-menjadi.” Hal ini berarti seorang individu hanya dapat berkembang di dalam interaksinya dengan tatanan kehidupan sosial budaya di mana dia hidup. Individu tidak dapat berkembang apabila diisolasikan dan dunia sosial budaya di mana dia hidup. Adanya suatu pengakuan peran aktif partisipatif dan individu yang menjadi dalam tatanan kehidupan sosial dan budayanya. Individu bukanlah sekadar menerima nilainilai tersebut hanya dapat dimilikinya melalui peranannya yang aktif partisipatif di dalam aktivitas sosial budaya dalam lingkungannya. Jadi, berbeda dengan pandangan pedagogik tradisional yang melihat individu sebagai suatu makhluk yang pasifreaktif, yang hanya berkembang karena pengaruh-pengaruh dan luar, termasuk pengaruh dan perubahan sosial yang terjadi dalam lingkungannya.[5]

2.3.   Demokratisasi
      Demokrasi pada dasarnya mengakui setiap warga negara sebagai pribadi yang unik, berbeda satu sama lain dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Demokrasi memberikan kesempatan yang luas bagi pelaksanaan dan pengembangan potensi masing-masing individu tersebut, baik secara fisik maupun mental spiritual. Demokrasi juga mengakui bahwa setiap individu mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Karena itu, pendidikan yang demokratis adalah pendidikan yang menempatkan peserta didik sebagai individu yang unik berbeda satu sama lain dan mempunyai potensi yang perlu diwujudkan dan dikembangkan semaksimal mungkin. Untuk itu pendidikan yang demokratis harus memberikan treatmen berbeda kepada sasaran didik yang berbeda sesuai dengan karakteristik masing-masing. Pendidikan yang demokratis juga menuntut partisipasi aktif peserta didik bersama guru dalam merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan proses belajar-mengajar. Partisipasi orang tua dan masyarakat juga amat penting dalam merancang, mengembangkan dan melaksanakan proses pendidikan tersebut.

        Demokrasi, dalam lingkup pendidikan, adalah pengakuan terhadap individu peserta didik, sesuai dengan harkat dan martabat peserta didik itu sendiri, karena demokrasi adalah alami dan manusiawi. Ini berarti bahwa penelitian pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan harus mengakui dan menghargai kemampuan dan karakteristik individu peserta didik. Tidak ada unsur paksaan atau mencetak siswa yang tidak sesuai dengan harkatnya.

         Impian pendidikan berkualitas hanya dapat diwujudkan dalam alam demokrasi pendidikan dan demokrasi pendidikan hanya dapat diwujudkan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis. Namun, kenyatannya kehidupan yang demokratis masih lebih merupakan keinginan daripada kenyataan.

       Konsep sistem pendidikan yang demokratis terkait dengan bagaimana pendidikan tersebut disiapkan, dirancang dan dikembangkan sehingga memungkinkan terwujudnya ciri-ciri atau nilai-niklai demokrasi. Ini juga bersifat umum dalam arti mengemas sistem pendidikan dengan seluruh komponen, yaitu kurikulum, materi pendidikan, sarana prasarana, lingkungan siswa, guru dan tenaga pendidikan lainnya, proses pendidikan dan lainnya. Bisa juga bersifat khusus yaitu pengemasan komponen-komponen tertentu dari sistem pendidikan tersebut mislanya bagaimana kurikulum atau bahan pelajaran atau proses belajar mengajar dirancang sedemikian rupa sehingga mencerminkan dan memungkinkan terbentuknya nilai-nilai demokrasi.[6]

2.4.   Kemajuan IPTEK
Sebagai pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi perubahan yang luas serta mendasar dalam semua aspek masyarakat. Semula orang mempunyai harapan yang optimistis bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sendirinya akan membawa kemudahan, kemakmuran, dan kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Bila kemajuan itu memang digunakan demi kesejahteraan manusia, maka teknologi dengan mudah dapat menghasilkan segala sesuatu yang diperlukan oleh setiap orang bagi kebutuhan hidupnya. Sekarang telah ternyata bahwa yang menimbulkan masalah bukan kekurangan melainkan kelebihan produksi dalam berbagai macam bidang.
Kemajuan teknologi tidak dibarengi oleh kemajuan social. Dalam bidang emosi, moral, sikap kasih terhadap sesama manusia, tidak mengalami kemajuan yang sejajar dengna kemajuan teknologi itu. Selain itu tiap kemajuan ilm,u pengetahuan dan teknologi menimbulkan masalah-masalah baru yang lebih kompleks dan lebih sukar untuk diatasi.
Perubahan-perubahan yang cepat dan menyeluruh makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau merencanakan masa depan dunia. Kekuasaan dan kekuatan yang dilahirkan oleh teknologi modern demikian dahsyatnya sehingga bila tidak dikontrol dapat memusnahkan manusia yang mencitptakannya.
Kemajuan teknologi juga mengubah manusia itu sendiri. Industrialisasi mengakibatkan urbanisasi, melemahkan atau melenyapkan pengaruh tradisi dan adat-istiadat, mengubah hubungan social, bahkan melenyapkan identitas manusia terutama di kota besar. Spesialisasi yang diperlukan oleh industry menghilangkan manusia sebagai kepribadian yang bulat dalam menghadapi pekerjaannya kerena ia hanya menjadi suatu bagian kecil dalam suatu mesin raksasa. Ia bukan lagi berkuasa atas dirinya, melainkan dikuasai oleh daya-daya di luar dirinya. Ia diukur dengan nilai uang menurut prestasinya.[7]

2.5.  Globalisasi
Antara globalisasi dan demokrasi telah menarik perhatian banyak ilmuan abad ke-21. Globalisasi diyakini sebagai suatu pendorong gelombang  demokratisasi dunia. Huntington menyebutnya sebagai The Third Wave untuk menggambarkan gelombang demokrasi dunia di negara dunia ketiga. Data kuantitatif menunjukkan bahwa sekarang ini tidak kurang dari 117 negara dari 191 negara telah melakukan pilihan umum multi partai. Hal ini menunjukkan bahwa sistem politik demokrasi (dengan menggunakan ukuran ini) telah di anut banyak negara, demikian di ungkapkan Jaan Aart Scolte.
Globalisai sebagai suatu produk pembangunan di motori barat selaku pemenang konstelasi dunia dalam sains-iptek dan ekonomi. Namun, perlu di sadari bahwa keberhasilan barat menjadi pihak paling berpengaruh didunia sesungguhnya tidak lepas dari keberadaan dan peranan lembaga pendidikan. Jadi, persoalan globalisasi tidak terlepas dari keberadaan lembaga pendidikan selaku pencetak sumber daya manusia (SDM). Munculnya kategori negara berkembang (developing countries) dan negara-negara maju (developed countries) , pada dasarnya sebagai konsekuensi atas perbedaan tingkat kualitas SDM untuk keperluan modernisasi. Sebagaimana modernisasi, globalisasi merupakan keharusan sejarah. Globalisasi merupakan bagian dari dinamika peradaban manusia. Islam memandang menuntut ilmu dengan orang yang berjuang  di jalan Allah (fi sabilillah). Manusia harus berupaya mengejar ilmu tentang bagaimana sesungguhnya syari’at dan akhlak islam. Seorang mewujudkan dimensi praktik agama (syari’ah) dan dimensi pengamalan (akhlak), diharuskan mendahulukan dimensi pengetahuan (ilmu). Sebab dimensi ilmu merupakan persyaratan bagi terlaksananya dimensi peribadatan dan dimensi pengamalan.
Seiring dengan berkembangnya aktivitas manusia, era globalisasi pun mengandung banyak kecenderungan. Pengklasifikasian atas kecenderungan yang muncul saat tergantung pada cara seorang memahami dinamika dunia, dan sejauh mana dia merasa terlibat di dalam kondisi global. Emil salim (2005) mengatakan globalisasi memiliki beberapa kecenderungan berikut : perkembangan globalisasi ekonomi, perkrmbangan teknologi yang cepat, perubahan demografi, perubahan politik, dan perubahan sistem nilai. Supriyoko (1993) menyatakan konsep dasar globalisasi dapat dilihat dari aspek : ketergantungan (interpedency) dalam masalah sosial, politik dan budaya; peran strategis informasi; dan era industri sebagai kemajuan suatu bangsa.[8]










BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pendidikan memiliki peran yang besar dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan daya saing yang tinggi.. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi peluang seseorang untuk meningkatkan kualitas daya saing mereka, dan  semakin rendah tingkat pendidikan akan semakin sulit menumbuhkan kemampuan dan daya saing seseorang. Globalisasi diyakini sebagai suatu pendorong gelombang  demokratisasi dunia. Jadi, persoalan globalisasi tidak terlepas dari keberadaan lembaga pendidikan selaku pencetak sumber daya manusia (SDM). pada dasarnya sebagai konsekuensi atas perbedaan tingkat kualitas SDM untuk keperluan modernisasi. Sebagaimana modernisasi, globalisasi merupakan keharusan sejarah.

3.2. Saran dan Kritik
Saya sangat menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih banyak sekali kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu saya berharap kepada dosen pembimbing dan para pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun agar tercipta makalah yang lebih baik lagi.



[1] Suryono Sukanto , Sosiologi suatu pengantar,  (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994) , 380
[2] Zainudin Maliki , Sosiologi Pendidikan , (Yogyakarta : Gadja Mada University Press, 2008 ) , 272
[3] Ibid, 273
[4] Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan ; individu, masyarakat, dan pendidikan ,(Jakarta:Raja Grafindo,2011),220
[5] Ibid,221
[6] Seninc/10/06/13/http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/06/pendidikan-yang-demokratis.html
[7] Nasution, Sosiologi Pendidikan , (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 157
[8] Abdullah  Idi, Sosiologi Pendidikan ; individu, masyarakat,231

Shalat Tahajud dan Istikharah



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Ibadah sunnah adalah ibadah yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Sengaja disyariatkan Shalat sunnat ialah untuk menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada shalat-shalat fardlu juga karena Shalat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadat-ibadat lain. Umumnya, setiap individu memandang bahwa Shalat sunnah itu tidak begitu penting karena ada ibadat lain yang lebih penting dan hukumnya wajib yaitu Shalat fardlu. Dalam hal ini penyusun merasa tertarik untuk membuat makalah yang membahas tentang Shalat tahajjud. Maka dengan ini penyusun mengambil judul “Sholat Tahajud dan Sholat Istiqarah”.[1]
1.2     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian Sholat Tahajud,dalil Sholat Tahajud,Tata Cara,dan Fungsi Sholat Tahajud ?
2.      Bagaimana Pengertian Sholat Istiqarah,dalil Sholat Istiqarah,Tata Cara,dan Fungsi Sholat Istiqarah ?
1.3      Tujuan
1        Untuk mengetahui pengertian Sholat Tahajud,dalil Sholat Tahajud,Tata Cara,dan Fungsi Sholat Tahajud ?
2        Untuk mengetahui pengertian Sholat Istiqarah,dalil Sholat Istiqarah,Tata Cara,dan Fungsi Sholat Istiqarah ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Pengertian Sholat Tahajud
A.                  Shalat Tahajjud adalah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari setelah tidur terlebih dahulu, karena arti Tahajjud adalah bangun pada malam hari. Afdhalnya shalat Tahajjud dilakukan pada sepertiga malam yang akhir yaitu kira-kita mulai jam 1.00 malam sampai menjelang masuk waktu shubuh berdasarkan hadits Nabi : "Perintah Allah turun ke langit di waktu tinggal sepertiga yang akhir dari waktu malam, lalu berseru, adakah orang-orang yang memohon ( berdoa ) pasti akan ku kabulkan, adakah orang yang meminta, pasti akan ku berikan dan adakah yang mengharap ampunan, pasti akan ku ampuni baginya sampai tiba waktu shubuh"[2]
B.      Dalil Sholat Tahajud
Hukum shalat Tahajjud adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan). Shalat sunnah ini telah tetap berdasarkan dalil dari Al-Qur-an, Sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan ijma’ kaum Muslimin.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
            "Dan pada sebahagian malam, lakukanlah shalat Tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat ke tempat yang terpuji" [Al-Israa/17 : 79][3]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.








 
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." [Adz-Dzaariyaat/51 : 17-18]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
         
"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya?..." [Az-Zumar/39 : 9]

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

            أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوْبَةِ الصَّلاَةُ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ.

"Shalat yang  paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat di waktu tengah malam.”[4]
C.      Tata Cara Sholat Tahajud
Shalat Tahajjud dilaksanakan dengan Munfarid ( tanpa berjamaah ), minimal dua rokaat dan maksimal tidak terhingga jumlah rakaatnya sampai hampir masuk waktu shubuh dan dilaksanakan setiap dua rakaat satu salam sebagaimana hadits Nabi saw:
"Shalat malam itu adalah dua rakaat, dua rakaat apabila khawatir akan masuk waktu shubuh maka berwitirlah satu rakaat saja" ( HR.Bukhari-Muslim ).
1.      Niat shalat Tahajjud di dalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram. "Aku niat shalat sunah Tahajjud dua rakaat karena Allah"
2.      Membaca doa Iftitah
3.      Membaca surat al Fatihah
4.      Membaca salah satu surat didalam al quran. Afdhalnya rokaat pertama membaca surat al Kafirun dan rakaat ke dua membaca surat al Ikhlas
5.      Ruku' sambil membaca bacaannya
6.      I'tidal sambil membaca bacaannya
7.      Sujud pertama sambil membaca sambil membaca bacaannya
8.      Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya
9.      Sujud yang kedua sambil membaca bacaannya.
10.  Setelah selesai rakaat pertama, lakukan rokaat kedua sebagaimana cara di atas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali dan rakaat-rakaat selanjutnya sama dilakukan seperti contoh di atas.
11.  Salam
12.  Setelah selesai shalat Tahajjud bacalah zikir yang mudah ( Allah - Allah - Allah ) terutama perbanyak Istigfar (mohon ampun), adakan dialog bathin dengan Allah sampaikan semua unek-unek yang ada dalam hati lalu ditutup dengan doa. [5]


D.      Fungsi Sholat Tahajud
Berbicara tentang Fungsi shalat Tahajud, Rasulullah SAW pada suatu hari pernah bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat”.
1.      Adapun lima keutamaan di dunia itu adalah :
a.       Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
b.      Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
c.       Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia.
d.      Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
e.        Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
2.      Sedangkan yang empat keutamaan di akhirat, yaitu :
a.       Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
b.      Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
c.       Ketika menyeberangi jembatan Shirathal Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
d.      Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.[6]


2.2              Pengertian Sholat Istiqarah
A.    Shalat Istikharah adalah shalat sunnat yang dikerjakan untuk memohon petunjuk kepada Allah dalam menentukan pilihan yang paling baik diantara dua perkara atau lebih guna menghilangkan keragu-raguan / kegundahan dalam hati agar tidak kecewa di kemudian hari.
B.     Dalil Sholat Istiqarah
Hukumnya shalat istikharah adalah sunnah muakkad bagi orang yang menghajatkan petujuk itu.[7]

1. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari:

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ

Artinya: Ya Allah aku beristikharah (meminta pilihan) dengan ilmuMu, aku memohon kekuatan dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon keutamaan-Mu.[8]

2. Hadits Bukhari dari Jabir:

عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا
الاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُْ
Artinya: Rasulullah mengajarkan kami ber-istikharah dalam seluruh perkara sebagaimana beliau mengajar kami surat Al-Quran. Beliau bersabda, "Apabila kalian bermaksud sesuatu, maka shalatlah dua raka'at sunnah kemudian berdoalah..."[9]
C.     Tata Cara Sholat Istiqarah
Sholat istikarah dapat dilakukan setiap saat, tanpa ada batasan waktu. Sholat istikharah dikejakan sebanyak 2 rakaat, dengan cara seperti kita melakukan sholat-sholat yang lain. Membaca Niat sholat istikharah di dalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram., setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat pertama dianjurkan untuk membaca ayat kursiI. Sedang pada rakaat kedua sholat istikharah, setelah membaca Al Fatihah dianjurkan untuk membaca surat Al Ikhlas.Setelah selesai melakukan sholat istikharah, dilanjutkan dengan membaca sholawat kepada Rasulullah Muhammad saw. Setelah itu, berdoa dengan doa berikut ini:[10]
اللَّهُمَّ إِنيِّ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ،
وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ
وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ, وَأَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ
تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِي فيِ
دِيْنيِ وَمَعَاشيِ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ
ليِ وَيَسِّرْهُ ليِ، ثُمَّ بَارِكْ ليِ فِيْهِ. وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ
هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ ليِ فيِ دِيْنيِ وَمَعَاشيِ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي،
عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنيِّ وَاصْرِفْنيِ عَنْهُ، وَاقْدُرْ
لِيَ اْلخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنيِ بِهِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepa-da-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha-agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kua-sa. Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahui dan Eng-kau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (di sini, orang yang mem-punyai hajat hendaknya menyebutkan persoalannya) adalah baik untuk agamaku, kehidupanku, dan akibatnya terhadap diriku, di dunia atau akhirat, maka taqdirkanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini berbahaya bagiku dalam agama, kehidupanku dan akibatnya terhadap diriku, maka jauhkanlah persoalan tersebut dariku dan jauhkanlah aku darinya, taqdirkan kebaikan untukku di mana pun ia berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku” (HR. al-Bukhari)[11]
D.    Fungsi Sholat Istiqarah
Untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT sebagai rasa taqarrub kepada-Nya, shalat sunnat Istikharah juga bermanfaat untuk membebaskan diri rasa keragu-raguan dan kebingungan dalam menentukan sebuah pilihan yang paling baik dan paling bagus, baik menurut pandangan hukum maupun agama, agar tidak kecewa atau menyesal di kemudian hari.[12]

















BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Shalat Tahajjud adalah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari setelah tidur terlebih dahulu, karena arti Tahajjud adalah bangun pada malam hari. Afdhalnya shalat Tahajjud dilakukan pada sepertiga malam yang akhir yaitu kira-kita mulai jam 1.00 malam sampai menjelang masuk waktu shubuh. Hukum shalat Tahajjud adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan). Shalat Tahajjud dilaksanakan dengan Munfarid ( tanpa berjamaah ), minimal dua rokaat dan maksimal tidak terhingga jumlah rakaatnya sampai hampir masuk waktu shubuh dan dilaksanakan setiap dua rakaat satu salam.Fungsi sholat tahajud adalah Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.[13]
Shalat Istikharah adalah shalat sunnat yang dikerjakan untuk memohon petunjuk kepada Allah dalam menentukan pilihan yang paling baik diantara dua perkara atau lebih guna menghilangkan keragu-raguan / kegundahan dalam hati agar tidak kecewa di kemudian hari. Hukumnya shalat istikharah adalah sunnah. Sholat istikarah dapat dilakukan setiap saat, tanpa ada batasan waktu. Sholat istikharah dikejakan sebanyak 2 rakaat, dengan cara seperti kita melakukan sholat-sholat yang lain. [14]Untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT sebagai rasa taqarrub kepada-Nya, shalat sunnat Istikharah juga bermanfaat untuk membebaskan diri rasa keragu-raguan dan kebingungan dalam menentukan sebuah pilihan yang paling baik dan paling bagus.[15]


DAFTAR PUSTAKA
Buku   :
1.      Mustofa,Budiman,Tuntunan Praktis dan Do’a-Do’a Khusus Tahajud, (Surakarta :  Ziyad Visi Media,2010)
2.      Ahmad Ath-Thahir,,Hamid Fiqih Sunnah Untuk Anak,(Bandung : Irsyad Baitus,2006)
3.       Arifin,Sudah Benarkan Sholat Kita, Elex Media Komputindo, (Jakarta : 2009)
4.      Sabiq,Sayyid,Fiqh Shalat,( Bandung : Penerbit Jabal, 2009)
5.      Al Aziz Saifulloh,Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya : Terbit Terang,2005)
6.      Rasjid,Sulaiman,Fiqih Islam, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,2007)
Internet :
1.      Kamis/01/11/2012/http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/sholat_tahajud_istiqarah.html



[1]Kamis/01/11/2012/http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/sholat_tahajud_istiqarah.html
[2] Budiman Mustofa,Tuntunan Praktis dan Do’a-Do’a Khusus Tahajud, (Surakarta :  Ziyad Visi Media,2010),38
[3] Moh.Saifulloh Al Aziz,Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya : Terbit Terang,2005),253
[4] Budiman Mustofa,Tuntunan Praktis dan Do’a-Do’a Khusus Tahajud,40-45
[5] Hamid Ahmad Ath-Thahir,Fiqih Sunnah Untuk Anak,(Bandung : Irsyad Baitus,2006),94
[6]Hamid Ahmad Ath-Thahir,Fiqih Sunnah Untuk Anak ,95
[7] Moh.Saifulloh Al Aziz,Fiqih Islam Lengkap,254
[8] Sulaiman Rasjid,Fiqih Islam (Bandung :Sinar Baru Algensindo,2007),151-152
[9] Gus Arifin,Sudah Benarkan Sholat Kita, Elex Media Komputindo, (Jakarta : 2009),515
[10] Sayyid Sabiq,Fiqh Shalat,( Bandung : Penerbit Jabal, 2009),201
[11] Sayyid Sabiq,Fiqh Shalat,,203
[12]Kamis/01/11/2012/http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/sholat_tahajud_istiqarah.html
[13] Budiman Mustofa,Tuntunan Praktis dan Do’a-Do’a Khusus Tahajud,38-45
[14] Gus Arifin,Sudah Benarkan Sholat Kita, Elex Media Komputindo,515
[15]Kamis/01/11/2012/http://www.pengobatan.com/khazanah_islamiah/sholat_tahajud_Istiqarah.htm